Thursday, September 26, 2013

Budi Daya Kopi



Persiapan Lahan untuk Pertanaman Kopi 


Kegagalan penanaman kopi dapat disebabkan banyak faktor. Selain karena bibit yang kurang baik, persiapan lahan yang kurang memenuhi syarat sering menjadi faktor utama kegagalan tersebut. Kegiatan persiapan lahan untuk penanaman kopi Arabika pada dasarnya tidak jauh berbeda dengan persiapan lahan untuk kopi Robusta. Persiapan lahan merupakan salah satu teknis budidaya tanaman kopi yang menetukan keberhasilan pertanaman kopi.

Persiapan lahan diperlukan agar bibit yang sudah dipindahkan ke lapangan dapat cepat tumbuh dengan baik dan segera mampu menghadapi keadaan lingkungan lapangan yang sangat beragam terutama lingkungan yang kurang menguntungkan. Areal pertanaman dapat berasal dari tanah bukaan baru (hutan cadangan), tanah terlantar, tanah tegalan, areal peremajaan, konversi maupun rotasi dari komoditi lain. Selama persiapan lahan di lapangan ini, areal masih bisa dimanfaatkan untuk penanaman tanaman sela yang berumur pendek seperti jagung, kacang tanah dan lainnya. Kegiatan pokok persiapan lahan meliputi :

1. Pembukaan lahan
Pembukaan lahan bertujuan membersihkan lahan dari sisa-sisa tanaman sebelumnya. Pada prinsipnya pekerjaan persiapan areal untuk tanah bukaan baru dan lainnya sama. Pepohonan dan semak-semak didongkel dan tunggak-tunggak atau tunggul beserta akar-akarnya dikeluarkan. Pekerjaan pembuangan tunggul dan akar memerlukan waktu dan pekerjaan yang berat, karena umunya tunggul kayu dari hutan cadangan berada di kedalaman tanah yang cukup menyulitkan untuk membongkarnya. Dalam hal ini masih dalam diskusi untuk penggunaan alat berat karena alat berat dalam pelaksanaan kerjanya memberikan pengaruh terhadap humus tanah yang terkikis atau pemadatan tanah.

Pembukaan areal dari hutan cadangan akan mengalami kesulitan dalam sanitasi, baik sisa dari tajuk tanaman maupun pembuangan kayu-kayu bekas tebangan. Pemerintah dalam hal ini melarang pembukaan lahan dengan pembakaran, tetapi di lain pihak persiapan lahan areal tanaman kopi yang memerlukan lahan yang bersih tidak memungkinkan untuk tidak membakar sisa-sisa pembukaan hutan. Sebagai gambaran, tajuk pohon di hutan cadangan, apabila dilakukan penebangan berapa massa tajuk yang akan diturunkan di atas tanah. Berdasarkan pengalaman membuka hutan, paling tidak tajuk yang diturunkan dari hutan cadangan bisa mencapai tumpukan sampai 10 meter dari tanah dasar. Berbeda dengan tanaman tahunan lain seperti kelapa sawit, pembukaan lahan bisa dilakukan dengan jalur, karena jarak tanam kelapa sawit yang cukup lebar, minimal 8 meter, sedangkan tanaman kopi memerlukan jarak tanam yang rapat sehingga harus bersih dari sisa-sisa pembukaan hutan. Kalaupun disimpan untuk bahan organik, diperlukan waktu yang cukup lama.

Kondisi pembukaan yang berasal dari perdu, gulma utama yang harus diberantas bersih adalah alang-alang dan mekania. Sisa-sisa tanaman yang tidak terangkut karena jumlahnya tidak sebesar pembukaan hutan cadangan dapat dikumpulkan dan disingkirkan dari tengah lahan. Pembakaran sebisa mungkin dihindari, tetapi untuk kayu-kayu yang keras dari perdu dapat dilakukan pembakaran karena sulit lapuk meskipun akan mengurangi bahan organic yang ada. Tindakan sanitasi dimaksudkan untuk mempermudah pekerjaan selanjutnya dan menghindarkan sumber infeksi penyakit akar atau nematoda.

2. Pembuatan teras
Penanaman kopi pada lahan-lahan yang miring dapat dilakukan dengan system tanam 9 tata tanam dan jarak tanam) tertentu untuk mengurangi erosi. Penanaman kopi pada lahan semacam ini tidak boleh dilakukan searah lereng, tetapi dilakukan menurut kontur. Penanaman menurut kontur mempunyai kemampuan yang lebih besar dalam mengurangi dan menahan aliran permukaan (run off) dibandingkan dengan system tanam searah lereng.

Di samping itu upaya mengurangi aliran permukaan dan erosi dapat pula dilakukan dengan mempergunakan jarak tanam yang lebih rapat. Peningkatan kerapatan tanaman berarti meningkatkan penutupan tajuk terhadap permukaan tanah serta meningkatkan ketahanan tanah terhadap erosi karena makin rapatnya tanaman/pokok dan makin besarnya volume akar.

Pada tanah-tanah yang memiliki kemiringan baik yang memanjang maupun yang terputus putus sebaiknya diperlukan pembuatan teras supaya tidak terjadi erosi dan pengikisan lapisan top soil. Teras berfungsi mengurangi panjang lereng, sehingga mengurangi kecepatan aliran permukaan dan memungkinkan penyerapan air oleh tanaman menjadi lebih besar. Berdasarkan hasil penelitian ternyata erosi pada kebun kopi Arabika yang mempunyai teras bangku hanya 43% dibandingkan dengan erosi pada kebun kopi yang tidak berteras lateral (kontrol). Erosi tersebut masih dapat dikurangi dengan menanam penguat teras, seperti Moghania atau rumput wangi di bibir teras. Pembuatan terasiring umumnya ada 2 jenis yaitu teras bangku (teras individu) dan teras datar.

Pembuatan teras juga dimaksudkan untuk mempermudah dalam pemeliharaan dan pelaksanaan panen. Hal ini yang sering dilupakan oleh petani maupun perkebunan. Teras-teras tersebut akan sangat penting dalam pelaksanaan pemeliharaan baik itu pekerjaan pemangkasan, pemupukan pengedalian hama dan penyakit maupun pekerjaan panen. Karena kalau tidak ada teras, lahan dengan kemiringan yang cukup tinggi akan menyulitkan dalam distribusi berbagai saprodi baik itu bibit, pupuk, hasil panen dari tenaga panen maupun dalam pelaksanan pengedalian hama dan penyakit yang memerlukan tindakan penyemprotan dan lain-lain pekerjaan. Tanpa teras, tenaga kerja akan kesulitan menapakkan kakinya di tanah dan akan sangat membahayakan tenaga kerja.

Teras bangku bentuknya ,memanjang dan biasa di sebut sabuk gunung karena biasanya mengikuti kontur ketinggian dari areal yang akan dibuat teras. Teras bangku bisanya dibuat karena posisi lahan cukup miring dan menyulitkan tenaga kerja dalam melaksanakan pekerjaan pemeliharaan maupun panen. Teras bangku dibuat denga jalan memotong lereng gunung dan kemudian meratakan tanah di bagian bawah sehingga terjadi suatu deretan berbentuk tangga.

Teras bangku sangat efektif pada tanah yang mempunyai kemiringan lereng > 20%, namun demikian teras bangku hanya sesuai untuk tanah yang mempunyai solum dalam, karena pembuatan teras bangku menyebabkan terbukanya tanah lapisan bawah yang lebih rendah tingkat kesuburannya dibandingkan lapisan atasnya. Luas areal yang dapat ditanami dengan pembuatan teras bangku akan berkurang dengan bertambah curamnya lereng. Pada lereng 30% luas areal yang dapat ditanami berkurang 36%. Ditinjau dari besarnya biaya yang dibutuhkan, maka pembuatan teras bangku relative lebih mahal dibandingkan teras individu. Tetapi dalam mempemudah pelaksanaan pekerjaan pemeliharaan dan panen, teras bangku akan lebih memudahkan pekerjaan dibandingkan dengan teras individu.

3. Penanaman pohon pelindung
Setelah lahan bersih, selanjutnya dilakukan penanaman pohon penaung. Tanaman naungan sebaiknya tanaman leguminosa, yang dapat mengikat nitrogen pada akar-akarnya (memperkaya kandungan N tanah melalui daun-daun yang gugur). Tujuan penanaman pohon penaung adalah :

1. Memberi cukup cahaya matahari.

· Untuk merangsang pertumbuhan primordia bunga.

· Primordia bunga terbentuk pada akhir musim hujan dan awal musim hujan dan awal musim kemarau (April-Juni).

2. Mempermudah peredaran udara atau airasi dalam pertanaman.

· Bila cabang pohon naungan terlalu rendah dan rimbun, udara sukar beredar.

· Peredaran udara penting untuk penyerbukan (pollination), terutama bagi pertanaman robusta klonal (penyerbuk-silang).

3. Mengurangi kelembaban udara yang tinggi selama musim hujan.

· Bila terlalu lembab banyak buah gugur bisa mencapai 20-30% yang gugur.

· Untuk mencegah agar pertumbuhan cabang-cabang primer tidak lemas (ruas panjang dan lembek).

Secara teknis budidaya kopi, dikenal 2 jenis tanaman penaung yaitu tanaman naungan sementara dan pohon penaung tetap. Tanaman penaung sementara diperlukan apabila pohon penaung tetap belum berfungsi sempurna karena masih kecil atau intensitas penaungnya kurang. Ada beberapa jenis tanaman yang dapat digunakan sebagai naungan-sementara yaitu:

· Mogania macrophylla

· Leucaena glauca

· Crotalari anagyroides

· Crotalaria usaramoensis

· Tephrosia candida

· Desmodium gyroides

· Acacia villosa (dapat tumbuh baik di tempat-tempat yang lamtoro sukar tumbuh).

Penanaman kedua jenis pohon penaung tersebut sebaiknya sudah dilakukan 1 tahun sebelum penanaman kopi. Setelah pohon penaung tetap berfungsi dengan baik, secara berangsur angsur naungan sementara dihilangkan.

Tanaman penaung tetap yang banyak digunakan pada tanaman kopi adalah:

· Lamtoro (Leucaena glauca)

· Dadap (Erythrina subumbrans, dadap serep)

· Sengon (Albizzia falkata; A. sumatrana)

Jarak tanam pohon penaung atau kerapatan dari pohon penaung sebaiknya disesuaikan dengan jarak tanam kopi yang akan ditentukan dan kondisi iklim di mana kopi akan ditanam. Penetuan jarak tanaman naungan berdasarkan iklim di suatu daerah, semakin tinggi curah hujan dan rendah intensitas sinar matahari jarak tanaman penanung pada suatu daerah sebaiknya jarak penaung agak lebar dan sebaliknya untuk daerah yang curah hujan tegas dan intensitas sinar matahari tinggi jarak tanaman naungan semakin rapat.

Pohon penaung tetap basanya untuk daerah dengan iklim tegas ditanam dengan jarak tanam 2 m x 2,5 m sedangkan naungan sementara ditanam dalam barisan pohon penaung tetap membujur arah utara selatan atau ditanam pada bagia luar teras apabila ada teras.



Pasca Panen dan Pemanenan Tanaman Kopi 


A. Panen
 Pemanenan buah kopi yang umum dilakukan dengan cara memetik buah yang telah masak pada tanaman kopi adalah berusia mulai sekitar 2,5 – 3 tahun. Buah matang ditandai oleh perubahan warna kulit buah. Kulit buah berwarna hijau tua adalah buah masih muda, berwarna kuning adalah setengah masak dan jika berwarna merah maka buah kopi sudah masak penuh dan menjadi kehitam-hitaman setelah masak penuh terlampaui (over ripe) (Starfarm, 2010).

Untuk mendapatkan hasil yang bermutu tinggi, buah kopi harus dipetik dalam keadaan masak penuh. Kopi robusta memerlukan waktu 8–11 bulan sejak dari kuncup sampai matang, sedangkan kopi arabika 6 sampai 8 bulan. Beberapa jenis kopi seperti kopi liberika dan kopi yang ditanam di daerah basah akan menghasilkan buah sepanjang tahun sehingga pemanenan bisa dilakukan sepanjang tahun. Kopi jenis robusta dan kopi yang ditanam di daerah kering biasanya menghasilkan buah pada musim tertentu sehingga pemanenan juga dilakukan secara musiman. Musim panen ini biasanya terjadi mulai bulan Mei/Juni dan berakhir pada bulan Agustus atau September.

Terdapat pemanenan secara alami yaitu seperti yang terjadi pada kopi luwak. Luwak atau lengkapnya musang luwak, senang sekali mencari buah-buahan yang cukup baik dan masak (termasuk buah kopi) sebagai makanannya. Luwak akan memilih buah kopi yang betul –betul masak sebagai makanannya. Dalam proses pencernaannya, biji kopi yang dilindungi kulit keras tidak tercerna dan akan keluar bersama kotoran luwak. Biji kopi seperti ini, pada masa lalu sering diburu para petani kopi, karena diyakini berasal dari biji kopi terbaik dan telah difermentasikan secara alami dalam perut luwak, dan oleh karenanya disebut kopi luwak.

B. Pasca Pemanenan
a. Sortasi kopi

Sortasi atau pemilihan biji kopi dimaksudkan untuk memisahkan biji yang masak dan bernas serta seragam dari buah yang cacat/pecah, kurang seragam dan terserang hama serta penyakit. Sortasi juga dimaksudkan untuk pembersihan dari ranting, daun atau kerikil dan lainnya. Buah kopi masak hasil panen disortasi secara teliti untuk memisahkan buah superior

(masak, bernas, dan seragam) dari buah inferior (cacat, hitam, pecah, berlubang, dan terserang hama penyakit). Kotoran seperti daun, ranting, tanah dan kerikil harus dibuang karena benda benda tersebut dapat merusak mesin pengupas. Buah merah terpilih (superior) diolah dengan metode pengolahan secara basah atau semi basah supaya diperoleh biji kopi HS (Haulk Snauk) kering dengan tampilan yang bagus, sedang buah campuran hijau-kuning-merah diolah dengan cara pengolahan kering (Starfarm, 2010).

b. Pengupasan biji kopi

Sebelum dikupas, biji kopi sebaiknya dipisahkan berdasarkan ukuran biji agar menghasilkan pengupasan yang baik jika dilakukan dengan mesin pengupas. Mesin pengupas kopi saat ini sudah tersedia dan mudah diperoleh dipasaran.

c. Fermentasi biji kopi

Fermentasi diperlukan untuk menyingkirkan lapisan lendir pada kulit tanduk kopi. Fermentasi dilakukan biasanya pada pengolahan kopi arabika, untuk mengurangi rasa pahit dan mempertahankan citarasa kopi. Proses fermentasi umumnya hanya dilakukan untuk pengolahan kopi arabika, dan tidak banyak dipraktekkan untuk pengolahan kopi robusta, terutama untuk kebun rakyat. Tujuan proses ini adalah untuk menghilangkan lapisan lendir yang tersisa di lapisan kulit tanduk pada biji kopi setelah proses pengupasan. Pada kopi arabika, fermentasi juga bertujuan untuk mengurangi rasa pahit dan mendorong terbentuknya kesan “mild” pada citarasa seduhannya. Prinsip fermentasi adalah alami dan dibantu oleh oksigen dari udara. Proses fermentasi dapat dilakukan secara basah (merendam biji dalam genangan air) dan secara kering (tanpa rendaman air).

d. Pencucian

Pencucian bertujuan untuk menghilangkan sisa lendir hasil fermentasi yang masih menempel pada kulit tanduk. Untuk kapasitas kecil, pencucian dapat dikerjakan secara manual di dalam bak atau ember, sedang kapasitas besar perlu di bantu dengan mesin.

e. Pengeringan kopi

Proses pengeringan bertujuan untuk mengurangi kandungan air dalam biji kopi HS yang semula 60-65% sampai menjadi 12%. Pada kadar air ini, biji kopi HS relative aman untuk dikemas dalam karung dan disimpan di gudang pada kondisi lingkungan tropis. Proses pengeringan dapat dilakukan dengan cara penjemuran, mekanis dan kombinasi keduanya. Buah kopi arabika mutu rendah (inferior) hasil sortasi di kebun sebaiknya diolah secara kering. Cara ini juga banyak dipraktekkan petani untuk mengolah kopi jenis robusta.

f. Pengukuran kadar biji

Penentuan kadar biji kopi merupakan salah satu tolak ukur proses pengeringan agar diperoleh mutu hasil yang baik dan biaya pengeringan yang murah. Akhir dari proses pengeringan harus ditentukan secara akurat. Pengembangan yang berlebihan (menghasilkan biji kopi dengan kadar air jauh di bawah 12%) merupakan pemborosan bahan bakar dan merugikan karena terjadi kehilangan berat. Sebaliknya jika terlalu singkat, maka kadar air kopi belum mencapai titik keseimbangan (12%) sehingga biji kopi menjadi rentan terhadap serangan jamur pada saat disimpan atau diangkut ke tempat konsumen.

g. Penggilingan kopi

Biji kopi kering atau kopi HS kering digiling dengan mesin huller untuk mendapatkan biji kopi pasar atau kopi beras (Puslitkoka, 2006). Penggilingan kopi diperlukan untuk memperoleh kopi bubuk dan meningkatkan luas permukaan kopi. Pada kondisi ini, citarasa kopi akan lebih mudah larut pada saat dimasak dan disajikan, dengan demikian seluruh citarasa kopi terlarut ke dalam air seduan kopi yang akan dihidangkan (Starfarm,2010). Penggilingan kopi sebaiknya hanya dilakukan terhadap kopi HS yang sudah kering.

h. Penggudangan

Penggudangan bertujuan untuk menyimpan hasil panen yang telah disortasi dalam kondisi yang aman sebelum dipasarkan ke konsumen. Beberapa faktor penting pada penyimpanan biji kopi adalah kadar air, kelembaban relatif udara dan kebersihan gudang. Udara yang lembab pada gudang di daerah tropis merupakan pemicu utama pertumbuhan jamur pada biji, sedangkan sanitasi atau kebersihan yang kurang baik menyebabkan hama gudang seperti serangga dan tikus akan cepat berkembang.

Budiaya Tanaman Pala 

Teknis budiaya tanaman merupakan suatu proses penyesuaian kondisi lingkungan agar sesuai dengan syarat tumbuh dan kebutuhan tanaman sehingga nantinya tanaman dapat tumbuh, berkembang, dan memberikan hasil yang optimal. Berikut adalah beberapa aspek budiaya tanaman pala yang harus diperhatikan agar nantinya pala yang dihasilkan mampu memberikan hasil yang optimal baik dari segi kualitas ataupun kuantitasnya.

A. Bahan Tanam

B. Persiapan Lahan
Kebun untuk tanaman perlu dilakukan olah tanah agar menjadi gembur. Pengolahan tanah sebaiknya dilakukan pada musim kemarau supaya proses penggemburan berjalan dengan efektif. Pengolahan tanah pada kondisi lahan yang miring harus dilakukan menurut arah melintang lereng. Pengolahan tanah dengan cara ini akan membentuk alur yang dapat mencegah terjadinya erosi.

C. Penanaman
1. Pembuatan lubang tanam
Lunang tanam disiapkan 1 bulan sebelum bibit ditanam yang bertujuan agar tanah dalam lubang tidak asam. Lubang tanam dibuat dengan ukuran 60 x 60 x 60 cm untuk jenis tanah ringan dan 80 x 80 x 80 cm untuk jenis tanah liat. Dalam menggali lubang tanam, tanah bagian atas dan bagian bawah harus dipisah karena mengandung unsur yang berbeda. Setelah beberapa waktu, tanah bagian atas dicampur dengan pupuk kandang secukupnya.

2. Jarak Tanam
Jarak tanam yang baik untuk tanaman pala adalah 9 x 10 m, sedangkan untuk tanah bergelombang adalah 9 x 9 m.

3. Penanaman
Penanaman bibit dilakukan pada awal musim hujan yang bertujuan untuk mencegah bibit mengalami kekeringan. Bibit tanaman yang berasal dari biji dan sudah mempunyai 3-5 batang cabang, biasanya sudah mampu beradaptasi dengan baik. Apabila bibit pala berasal dari cangkokan, maka sebelum di tanam daunnya harus dikurangi terlebih dahulu untuk memperkecil transpirasi sehingga dapat menurunkan tingkat kematian bibit. Penanaman bibit yang berasal dari cangkokan, lubang tanam harus diperdalam. Hal ini bertujuan untuk menguatkan perakaran agar saat dewasa tidak mudah roboh.

D. Pemeliharaan
1. Tanaman pelindung
Pada umumnya, tanaman pala yang masih muda itu kurang tahan terhadap panas sinar matahari. Untuk mencegah kerusakan, maka perlu diberi tanaman pelindung yang pertumbuhannya cepat, misalnya tanaman jenis Clerisidae, atau bisa juga dengan penanaman tanaman buah-buahan atau tanaman kepala jauh sebelum bibit pala ditanam.

2. Penyulaman
Penyulaman dilakukan jika bibbit tanaman pala itu mati atau pertumbuhannya yang kurang baik.

3. Penyiangan
Penyiangan gulma dilakukan apabila ada gulma yang muncul. Penyiangan rutin dilakukan setiap 1 bulan sekali saat tanaman pala belum menghasilkan.

4. Pemupukan
Sebelum dilakukan pemupukan, hendaknya dibuat parit sedalam 10 cm dan lebar 20 cm secara melingkar di sekitar batang tanaman selebar kanopi kemudian pupuk ditabur dan titimbun dengan tanah. Pemberian pupuk dilakukan berdasartan dosis pupuk yang dianjurkan.

5. Peremajaan
Peremajaan pada tanaman pala ada beberapa metode, antara lain:

a. Metode New Clearing
Menebang seluruh pohon yang telah tua dan menggantinya dengan tanaman pala yang masih muda

b. Metode Gradual Thinning
Metode penanaman sisipan, yakni menanan tanaman pala muda diantara pohon-pohon pala yang sudah tua. Penyisipan dilakukan secara bertahap. Penebangan tanaman pala yang sudah tua dilakukan setelah tanaman muda berumur 1-3 tahun. Penebangan tanaman pala ini juga dilakukan bertahap

c. Metode No Thinning
Pada metode ini, tanaman muda ditanam dengan menyisipkan diantara pohon pala tua. Penebangan pohon tua dilakukan setelah tanaman muda berproduksi.

E. Pengendalian OPT

F. Panen dan Pasca Panen
1. Panen
Tanaman ini mulai berbuah saat umur 7 tahun dan berproduksi maksimal pada umur 25 tahun. Pohon pala dapat terus berproduksi sampai umur 60-70 tahun. Dalam satu tahun, apat dilakukan 2 kali pemetikaan. Buah dipanen setelah cukup masak, yaitu sekitar 6-7 bulan sejak mulai berbunga. Tanda-tanda buah pala yang sudah masak adalah sebagian buah mulai merekah dan terlihat biji yang diselaputi fuli. Pemetikan buah pala dilakukan dengan galah bamboo yang diberi keranjang. Dapat pula dilakukan dengan memanjat pohon dan memilih buah pala yang sudah benar-benar masak.

2. Pasca Panen
a. Pemisahan bagian buah
Buah yang sudah masak dipisahkan menurut bagian buah (daging buah, biji, fuli). Setiap bagian yang terkumpuk diberi wadah sendiri. Biji yang terkumpul disortir menjadi 3 macam yaitu biji yang cacat, biji yang gemuk (utuh), dan biji yang kurus (keriput).

b. Pengeringan biji
Pengeringan dilakukan dengan penjemuran. Pengeringan yang terlalu cepat akan menyebabkan biji pala pecah. Biji pala yang sudah kering kemudian dipukul dengan kayu supaya kulit bijinya pecah dan terpisah dengan isi biji.

c. Pengeringan fuli
Proses pengeringan fuli adalah dengan cara dijemur pada panas matahari secara perlahan selama beberapa jam kemudian dikeringkan. Hal ini dilakukan sampai benar-benar kering. Cara pengeringan ini akan menghasilkan fuli yang kenyal (tidak rapuh) dan berkualitas tinggi sehingga nilai ekonomisnya juga tinggi.


 Budidaya Tanaman Cengkeh 

Peninjauan Lokasi Penanaman dan Pembibitan


Cara budidaya tanaman cenggkeh dengan bibit unggul akan menghasilkan cengkeh 100 kg per pohon, tentunya dengan dibarengi dengan pemeliharaan dan perawatan yang baik. Bahkan pohon cengkeh dengan bibit yang berkualitas dan perawatan yang baik selain memberikan hasil yang maksimal juga dapat bertahan hidup hingga ratusan tahun dan tetap produktif. Seperti cengkeh AFO yang ada di ternate, misalnya, walaupun usianya lebih dari 350 tahun tapi pohon yang satu ini masih tetap produktif berbunga.

Untuk mengetahui cara budidaya tanaman cengkeh ada beberapa langkah yang harus diperhatikan agar pada waktu cara menanam cengkeh, kita dapat mengetahui batasan-batasan yang akan memperngaruhi perkembangan tanaman.

Kondisi Tanah

Cengkeh menghendaki tanah yang berstruktur baik, yakni gembur, tidak berpadas, berlapisan tanah liat dan tanah berpasir (tanah vulkanis muda), tanah-tanah tersebut kurang cocok untuk tanaman cengkeh, karena terlalu mudah kehilangan air.

Untuk pemeliharaaan tanah sebaiknya dilakukan pencangkulan agar tanah tidak mengeras, pencangkulan dilakukan dua kali dalam setahun. Dan perlakuan intensif pada tanaman cengkeh ini sebaiknya dilakukan sejak mulai dari persemaian hingga dewasa.

Iklim

Sifat iklim sangat menentukan keberhasilan dalam budidaya cengkeh ini. Tanaman cengkeh tidak tahan dengan kekeringan, karena kekeringan pada pohon cengkeh dapat mengakibatkan kematian (pada pohon muda 1 - 2 tahun), mati ranting (pada pohon dewasa), kurang produktif (pohon yang sudah tua).

Tanaman cengkeh menghendaki curah hujan antara 2.000 – 3.500 mm, tetapi yang merata sepanjang tahun. Namun walaupun banyak banyak membutuhkan aiar, apabila curah hujan yang terlalu tinggi yaitu di atas 4.000 mm dan mengakibatkan becek yang berlebihan akan mengakibatkan kematian.
Karena hujan yang terus menerus akan mengakibatkan kerusakan pada bunga muda dan dapat menstimulir pertumbuhan lumut-lumut pada cabang dan ranting yang bisa mnyebabkan putusnya ranting dan cabang tersebut.

Tanaman cengkeh sangat cocok dengan temperature yang hangat dan tidak terlalu lembap, karena itu, jarak tanam pada pohon cengkeh ini harus cukup luas, antara 8 x 8 meter. Supaya sirkulasi udara sekitar pohon baik. Tanaman cengkeh pun sangat membutuhkan sinar matahari yang cukup, terutama pada masa pembungaan.

Teknik memproduksi biji untuk pembibitan

Untuk memperoleh pohon cengkeh yang produktif dan berkualitas, maka para petani harus bisa memproduksi biji yang berkualitas untuk keperluan pembibitan. Syarat-syarat pohon induk yang layakuntuk diambil bijinya :
Pohonnya sehat
Percabangannya mulai dari bawah dan rapat
Daunnya rimbun dan tidak pernah sakit
Umurnya 10 tahun ke atas
Sedapat mungkin yang berbunga terus menerus

Pohon-pohon yang akan diambil bijinya harus dirawat secara khusus dan diistimewakan, antara lain dengan cara diberi pupuk yang banyak. Dosis pupuknya harus lebih banyak daripada pohon cengkeh yang tidak dibijikan. Tanah di sekitar pohon yang akan diambil bijinya harus digemburkan dan bila perlu ditambah dengan pupuk kandang.

Pohon-pohon cengkeh yang telah terpilih untuk diambil bijinya guna proses pembenihan atau pembibitan, sebaiknya sebagian bunganya tidak dipetik dan ditinggalkan 5 – 10% tiap pohon.
Biji-bijinya yang kualitasnya baik biasanya terletak pada bagian pucuk, karena bijinya lebih besar dan hampir tidak ada yang kosong.
Biji-biji yang dipetik adalah biji yang telah berwarna hitam ungu dan sebagian ada yang gugur. Biji ini masak kira-kira bulan Oktober/November. Jadi kira-kira 4 – 5 bulan setelah panen, atau 9 – 10 bulan dari bakal bunga.

Setelah itu, setelah semua biji yang masak terkumpul, baru dikupas kulitnya. Pengupasan dilakukan secara hati-hati agar tidak luka. Setelah dikupas baru dicuci dengan air bersih, kemudian disortir untuk memisahkan biji yang kurang baik seperti diasntaranya; biji yang terlalu kecil, terdapat bercak hitam, kotilnya tinggal satu, atau satu buah cengkeh tapi berisi dua biji.

Setelah disortir dan dipilih, biji-biji cengkeh lalu direndam dalam air bersih. Jika biji-biji cengkeh berkualitas baik, maka tiap kilogram berisi 800 – 900 bbiji. Terakhir, pohon cengkeh yang diambil bijinya untuk keperluan pembenihan dan pembibitan biasanya kondisinya menurun, untuk itu, pemupukan sehabis pemetikan bunga atau biji sangat diperlukan. Lebih baik lagi jika ditambah dengan pupuk daun seperti Wuxal dan Bayfolan, sehingga pohon cengkeh yang diambil bijinya cepat pulih kembali.

Persemaian dan pembibitan

Proses budidaya cengkeh biasanya dimulai dari kerja pembibitan dan persemaian. Agar bisa memperoleh dan menghasilkan pohon cengkeh yang produktif dan berkualitas, maka kerja pembibitan dan persemaian harus dilakukan secara baik, cermat dan teliti.

Dalam memilih tempat persemaian, ada beberapa factor yang diperhatikan :

Tanah harus subur dan mudah diairi (terutama pada musim kemarau)
Tempat persemaian harus terlindung dari angin kencang
Tempat strategis (misalnya mudah mengangkut benih dan dekat dengan areal tanam)

Tahap-tahap kerja yang harus dilakukan dalam persemaian :

Membuatpatok atau tanda pada tanah yang akan dicangkul. Lebarnya maksimal175 cm dan panjangnya maksimal 5 meter, atau ditentukan secara kondisional dengan cara melihat lahan atau medan.
Di antara bedengan persemaian diberi parit air kira-kira 50 cm.
Pencangkulan tanah yang akan dibuat bedengan sedalam kira-kira 30 cm.
Membersihkan rerumputan dan tanaman pengganggu lainnya hingga ke akar-akarnya.
Pencangkulan diulangi 3 kali untuk menggemburkan tanah, kemudian digulut kira-kira 20 cm di atas permukaan parit.
Sekeliling tiap gulutan/bedengan persemaian diberi penahan (amping) supaya tanah persemaian tidak larut kena air.
Tanah dicampur dengan pupuk kandang yang telah masak rata-rata 1 blek tiap 3m² atau kondisional, melihat intensitas kesuburan tanah.
Memasang peneduh setinggi rata-rata 2 meter dengan atap alang-alang, daun kelapa atau jerami.
Tiap-tiap gukutan/bedengan disemprot dengan insektisida atau dicampur bubuk incex untuk membunuh ulat tanah, gangsir, rayap, dan lain-lain, yang senang memakan bibit cengkeh.

Setelah semuanya siap, biji muulai ditanam. Pilihlah biji kualitas terbaik atau unggul. Biji bisa disediakan sendiri jika mempunyai induk tanaman cengkeh yang bagus. Jika tidak punya binih yang bagus, sebaiknyya mencari di took-toko pertanian atau lembaga-lembbaga pertanian dan tanaman yang terpercaya.

Jika benih dari biji akan dipindahkan pada umur 1 tahun, maka jarak tanamnya 20 x 20 cm. jika benih dari biji akan dipindahkan pada umur 2 tahun, maka jarak tanamnya 30 x 30 cm.
Sebaiknya biji dikecambahkan dulu, kurang lebih selama 5 hari sehingga pertumbuhan akarnya lurus dan baik. Caranya, biji ditempatkan pada keranjang-keranjang pipih yang diberi tanah secukupnya. Biji cengkeh ditaruh berjajar rata pada tempat tersebut.

Jika sudah berkecambah, maka biji dibawa ke persemaian, dicabuti satu-satu dan ditanam persis pada leher akarnya. Dengan cara ini, batang dan akar cengkeh akan tumbuh lurus sehingga memudahkan penanaman di areal tanam kelak.

Jika tidak ada hujan hingga 2 – 3 hari berturut-turut, maka benih harus ceepat disiram dengan alat penyiram yang lubangnya halus, agar biji-biji tidak terpelanting.
Pada umur tiga bulan, tanah-tanah sekitar bibit-bibit tadi digemburkan dengan solet (bamboo selebar 2 jari yang ditipiskan). Selain itu, rerumputan dan tanaman pengganggu harus dicabuti agar tidak merampas gizi-gizi dalam tanah yang menjadi jatah makanan benih cengkeh.
Penggemburan tanah sekaligus disertai pemberian pupuk urea dengan dosis ± 30 gram per m². penggemburan tanah dan pemupukan dengan cara yang sama dilakukan tiap satu bulan sekali.

Jika benih telah berumur empat bulan maka peneduh mulai dijarangkan, sehingga pada umur satu tahun peneduh buatan sudah bisa dibuka, supaya benih mendapat sinar matahari yang banyak. Karena semakin banyak sinar matahari akan berpengaruh pada percabangan menjadi baik dan sehat.

Bibit bisa sipelihara di persemaian hingga berumur 1 – 2 tahun, dan penggunaan bibit yang berumur 2 tahun akan lebih baik pada pertumbuhannya. Pengambilan bibit harus hati-hati jangan sampai akarnya rusak

Cara pengambilan benih harus hati-hati, usahakan pengaambilan benih dengan tanahnya supaya akar tidak rusak, kemudian tanah yang didalamnya akar dapat dibungkus dengan plastic dan gedebog pisang yang telah dikeringkan, atau dengan pembungkus lain, yang paling penting tanah dan akar tidak pecah.

Setelah benih dibungkus, taro benih ditempat yang teduh selama 1 – 2 minggu, selama bibit disimpan sebaiknya disemprot dengan K.O.C 1 – 2% untu menahan pertumbuhan jamur pada daun. Akan lebih baik lagi kalau disemprot dengan insektisida.

Setelah disimpan 1 – 2 minggu, bibit yang tidak layu bisa ditanam di areal tanam. Kematian selama pemutaran bibit kira-kira terjadi sebanyak 1% saja. Bibit yang layu biasanya bisa tumbuh segar kembali. Pucuk/pupus yangkering sebaiknya dipotong untuk mempercepat pertumbuhan selanjutnya.


Penanaman Cengkeh dan Proses Pemanenan



A. Persiapan Bahan Tanam

B. Persiapan Lahan

Dalam mempersiapkan lahan, yang harus dilakukan adalah
1. Pembersihan lahan (bekas tunggak atau akar kayu yang dapat menyebabkan rayap atau jamur akar) yang kemudian dilanjutkan dengan pengolahan tanah.

2. Pembuatan lubang tanam yang biasanya disiapkan sejak bulan Juli sampai dengan September dan ditutup pada bulan Oktober, tujuannya agar lubang dan tanah galiannya terkena panas yang cukup lama. Ukuran (panjang, lebar, dan kedalaman) yang biasa digunakan dalam pembuatan lubang tanam yaitu: (i) 60 x 60 x 60 cm, (ii) 80 x 80 x 80 cm, dan (iii) 1 x 1 x 1 m.

3. Pada 2 minggu sampai 1 bulan sebelum tanam, tanah diberi pupuk kandang yang telah menjadi tanah atau kompos sebanyak 5-10 kg/pohon.

4. Untuk mengatur kelebihan air perlu dibuat saluran drainase yang cukup.

C. Penanaman
Penanaman dilakukan apabila semua persiapannya, misalnya terasering telah baik, peneduh alam atau buatan telah siap, lubang-lubang tanam yang memenuhi syarat telah ditutup kembali, serta jarak tanam tanam telah ditentukan.

Jarak tanam yang biasa digunakan pada penanaman cengkeh tidak sama tergantung pada ketinggian dan kemiringan tanah. Jarak tanam pada tanah datar 8 m x 8 m = 156 pohon dan pada tanah agak miring minimal 6 m x 6 m = 256 pohon, atau dapat dibuat bervariasi 8 m x 6 m = 200 pohon, 6 m x 7 m = 238 pohon, 7 m x 8 m = 178 pohon. Bila terdapat gangguan-gangguan yang dapat merugikan, jarak tanam dapat dibuat lebih rapat lagi, misalnya 4 m x 4m = 625 pohon.

Penanaman cengkeh dilaksanakan pada awal musim hujan. Dalam penanamannya dilakukan pula pola tanam campuran (polikultur) dengan sistem tanam pagar, yaitu memperkecil jarak tanam dalam baris (Timur-Barat) misalnya 12 m x 5 m atau 14 m x 6 m sehingga tersedia ruangan untuk tanaman sela atau tanaman campuran. Tanaman campuran dapat dilakukan pada tanaman yang belum produktif dan atau kurang produktif. Beberapa tanaman campuran yang dapat digunakan antara lain: kacang tanah, kacang tunggak, jagung, dan tanaman lain kecuali ketela pohon karena ketela pohon menyerap banyak garam-garam mineral dari dalam tanah dan tidak dikembalikan sehingga sangat cepat mengurangi kesuburan tanah.

D. Pemeliharaan
Setelah bibit cengkeh ditanam ke lapangan tahap selanjutnya adalah pemeliharaan. Pada tanaman cengkeh, pemeliharaan mrupakan periode yang panjang, yaitu selama tanaman yang diusahakan tersebut dianggap masih menguntungkan secara ekonomis.

1. Pengelolaan Lahan dan Tanaman.

Penggemburan Tanah dan Sanitasi Kebun.
a. Tanaman cengkeh yang berumur 1 – 5 tahun merupakan periode yang kritis, sekitar 10 – 30% tanaman yang telah ditanam di lapangan mengalami kematian atau perlu diganti/disulam karena berbagai sebab, seperti hama penyakit, kekeringan, kalah bersaing dengan gulma, atau penyebab lainnya.

b. Penggemburan tanah disekeliling tanaman di daerah sekitar perakaran di cangkul dangkal (± 10 cm) sekurang-kurangnya 2 kali setahun, pada awal dan akhir musim hujan sekaligus sebagai persiapan pemupukan.

c. Gulma atau alang-alang harus dibersihkan sampai akar-akarnya dengan cangkul/garpu atau dengan penyemprotan herbisisda.

2. Pengaturan Naungan
a. Pada stadia awal pertumbuhan, tanman cengkeh memerlukan naungan yang cukup. Ada dua nanungan yang digunakan, yaitu:

a) Naungan buatan/sementara

Dapat menggunakan daun nyiur yang dianyam, atau kepang dari bamboo hingga umur 2 tahun.

b) Naungan alami

Sekitar tanaman di kanan/kiri dan di belakang sebaiknya ditanami dengan pupuk hijau. Maksudnya untuk menahan teriknya sinar matahari, menahan angin dan mematahkan jatuhnya hujan yang lebat. Pohon peneduh yang ditanam biasanya Theoprocia, Flumingia Congesta, yang bukan merupakan saingan akar.

b. Naungan buatan diadakan maksimal untuk dua periode musim kemarau setelah penanaman.

c. Bila naungan alami (pohon peneduh) sudah terlihat gelap harus segera dipangkas , pangkasan dimasukkan ke dalam rorak (sebagai humus). Jangan memangkas pada musim kemarau karena akan merugikan.

d. Setelah tanaman cengkeh mencapai umur 5 tahun naungan alami (pohon peneduh) sama sekali dihilangkan, karena tanaman sudah tahan terhadap semua pengaruh dari luar.

3. Penyulaman

a. Waktu penyulaman sebaiknya dilakukan pada musim hujan, yaitu untuk menghindari kematian tanaman karena kekurangan air.

b. Bibit sulaman yang digunakan berasal dari sumber benih dan umur yang tidak jauh berbeda dengan tanaman yang telah ditanam.

4. Penyiraman

a. Pada awal pertumbuhan, tanaman cengkeh memerlukan kondisi tanah yang lembab, sehingga pada musim kemarau perlu adanya penyiraman. Setidak-tidaknya penyiraman dilakukan 2 – 3 kali sehari. Penyiraman dilakukan pada sore hari setelah pukul 15.00 karena saat sore hari keadaannya sejuk dan tidak akan terjadi penguapan yang banyak sehingga air dapat diserap oleh akar dalam jumlah yang banyak.

b. Pada tanaman dewasa penyiraman kurang diperlukan lagi, kecuali pada kondisi iklim ekstrim kering.

5. Pemasangan Mulsa

Pemasangan mulsa dilakukan menjelang musim kemarau. Tujuannya untuk menjaga kelembaban tanah disekitar tanaman dan memberikan kondisi yang lebih baik bagi pertumbuhan akar.

6. Pemupukan

Pemupukan bertujuan untuk memperbaiki pertumbuhan tanaman dan meningkatkan produksi cengkeh setelah panen. Berdasarkan pola penyebaran akarnya, penempatan pupuk pada tanaman cengkeh dilakukan dibawah proyeksi tajuk dan bagian dalam tajuk.

Pemupukan diberikan 2 kali dalam setahun, yaitu saat awal musim hujan (akhir musim kemarau) dan saat awal musim kemarau (akhir musim hujan). Jenis pupuk yang diberikan dapat berupa pupuk organik (pupuk kandang atau kompos) dan pupuk anorganik, baik tunggal maupun berupa pupuk majemuk dalam bentuk butiran maupun tablet.

Pupuk organic berbentuk butiran (UREA, TSP/SP-36, KCl, Kieserit) diberikan pada proyeksi tajuk ⅔ bagian dan ⅓ bagian dibawah bagian dalam tajuk yang dilakukan dua kali setahun, yaitu pada awal dan akhir musim hujan. Pupuk anorganik berbentuk tablet, diberikan dalam 8 lubang tugal (4 lubang di bawah proyeksi tajuk daun 4 lubang dibawah tajuk bagian dalam) sedalam 10 – 15 cm. pupuk tablet hanya diberikan setahun sekali, yaitu pada awal musim hujan.

7. Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman

E. Pemanenan

Produk utama cengkeh adalah bunga, yang pada waktu dipanen kadar airnya berkisar antara 60 – 70%. Waktu yang paling baik untuk memetik cengkeh adalah sekitar 6 bulan setelah bakal bunga timbul, yaitu setelah satu atau dua bunga pada tandannya mekar dan warna bunga menjadi kuning kemerah-merahan dengan kepala bunga masih tertutup, berisi dan mengkilat.

Pemungutan bunga cengkeh dilakukan dengan cara memetik tangkai bunga dengan tangan, kemudian dimasukkan ke dalam kantong kain atau keranjang yang telah disiapkan, menggunakan tangga segitiga atau galah dari bamboo, serta tidak merusak daun disekitarnya saat pemetikan. Waktu panen sangat berpengaruh terhadap rendemen dan mutu bunga cengkeh serta minyak atsirinya.

Saat pemetikan bunga cengkeh yang tepat yaitu apabila bunga sudah penuh benar tetapi belum mekar, pemetikan yang dilakukan saat bunga cengkeh masih muda (sebelum bunga masak) akan menghasilkan bunga cengkeh kering yang keriput, kandungan minyak atsirinya rendah dan berbau langu (tidak enak). Sedangkan apabila pemetikannya lambat 9 bunga sudah mekar) setelah dikeringkan akan diperoleh mutu yang rendah, tanpa kepala serta rendemennya rendah.

F. Pasca Panen

Sebelum dikeringkan, bunga cengkeh dipisahkan dari tangkai atau gagang dan dikeringkan secara terpisah. Pada tahap ini dilakukan pemisahan antara bunga cengkeh yang baik, bunga yang terlalu tua dan yang terjatuh, setelah itu bunga cengkeh dikeringkan.

Pengeringan dapat dilakukan dengan menjemurnya di bawah sinar matahari langsung atau menggunakan pengering buatan. Bunga cengkeh yang akan dijemur dihamparkan pada alas tikar, anyaman bamboo gribig) atau plastik, atau pada lantai jemur yang diberi alas plastic. Selama proses pengeringan, cengkeh dibolak-balik agar keringnya merata. Proses pengeringan dianggap selesai apabila warna bunga cengkeh telah berubah menjadi coklat kemerahan, mengkilat, mudah dipatahkan dengan jari tangan dan kadar air telah mencapai sekitar 10 – 12 %. Lamanya waktu penjemuran dibawah sinar matahari sekitar 3 – 4 hari. Cengkeh yang telah kering kalau disimpan tidak akan susut beratnya dan tahan lama asalkan tidak terkena air.


Kualitas cengkeh dapat dibedakan dan dinilai menurut:
 a. Kekeringannya.
b. Persentase kotoran (tangkai bunga dan daun-daun).
c. Persentase yang tidak berkepala (sudah banyak yang mekar).
d. Persentase yang muda.
e. Warnanya.



Membuat makanan Babi Peliharaan

Bahan cara membuat pakan babi yang biasa diberikan pada babi
a. bahan makanan yang banyak memiliki kandungan protein

1 ). tepung ikan
tepung ikan di bikin dari sisa-sisa ikan atau ikan afkir, yang terdiri dari kepala, kerangkan serta ekor. kuailitas tepung ikan yang sangat baik adalah yang datang dari ikan putih, karena kandungan minyaknya tidak kian lebih 6% serta kandungan garamnya 4%. namun tepung ikan mutu ke-2 dibikin dari ikan afal yang kandungan minyak serta garamnya cukup tinggi, hingga dapat menyebabkan dampak negative pada babi. di samping kandungan protein, tepung ikan juga memiliki kandungan unsure-unsur mineral mutlak, layaknya ca, p serta chlorine. tepung ikan ini dapat diberikan pada anak babi sejumlah 15%, untuk babi bibit, serta 10% untuk babi grower.

2 ). susu ikan

susu skim adalah susu yang telah diturunkan kandungan lemaknya jadi lebih kurang 0, 1%. susu skim ini adalah di antara bahan makanan yang bermutu, terlebih untuk babi-babi induk yang tengah menyusui serta babi muda. karena susu skim kaya dapat protein serta lysine dan lactosenya lalu cukup tinggi, hingga bisa menukar sebagai dari pada bahan makanan yang datang dari biji-bijian.

3 ). susu skim bubuk


susu skim bubuk memiliki kandungan 35% protein, namun mineral, fat serta vitaminnya rendah.

4 ). bungkil kedelai

bungkil kedelai didapatkan dari kedelai yang telah di ambil minyaknya. kandungan protein 38%, agak lebih rendah dari pada bungkil kacang tanah yang kandungan proteinnya 41%. walau demikian kedelai kaya dapat lysine, atau merupakana sumber protein nabati yang amat mutlak untuk babi. warna bungkil ini kuning pucat, serat kasar serta kandungan ca-nya rendah. bila pingin memakai bungkil kedelai untuk pengganti tepung ikan, pada rasum mesti ditambah mineral. umumnya bungkil kedelai diberikan sejumlah 5%, tepung ikan 5% untuk grower, serta 10% untuk finisher.

5 ). bungkil kacang tanah

yaitu hasil ikutan kacang tanah yang telah di ambil minyaknya. bahan ini kurang pas untuk babi, dikarenakan kandungan lysine serta ca-nya rendah. jika bungkil kedelai sukar didapatkan atau terlalu mahal, bungkil kacang tanah ini dapat digunakan pengganti dengan ketetapan zat yang kurang diperhitungan serta diganti dengan bahan lain.

b. bahan makanan sebagai sumber energy

1 ) jagung

jagung yaitu bahan makanan babi yang amat bagus, dikarenakan banyak memiliki kandungan karbohidrat. namun bahan makanan ini mesti digiling halus, karena apabila tak lagi kurang berguna. baik jagung kuning ataupun putih keduanya dapat dipergunakan meskipun yang putih kandungan vit. a lebih rendah.

2 ) katul

mutu katul berbagai macam. kondisi mutu ini bergantung pada jumlah brambut yang ada didalam katul itu sendiri. katul yang persentase btambutnya tinggi bermakna berkwalitas rendah. serta katul banyak memiliki kandungan fat, hingga pada musim panas atau lembab, katul gampang tengik. katul yang rusak atau tengik dapat mengganggu alat pencernaan serta mengakibatkan vitamin-vitamin yang ada didalamnya hancur.
babi yang banyak memperoleh makanan katul, bacon jadi lunak. oleh dikarenakan itu pemberian katul ini sebaiknya dibatasi didalam jumlah tengah serta didalam kondisi baru ( fresh ), tidak banyak brambut.

3 ) mellase

mellase dapat diberikan pada babi didalam campuran makanan sejumlah 5%. mellase ini dapat mengikat makanan, hingga makanan tidak terhambur. mellase juga menambah nafsu makan. pada babi-babi fattening dapat diberikan didalam jumlah hingga 20%. sedangakan pada babi kecil tidak kian lebih 5%.

c. bahan makanan hijauan

1 ) hijauan segar

hijauan adalah di antara bahan makanan yang amat mutlak untuk pemeliharaan babi-babi kecil serta babi-babi bibit. namun yang butuh dipikirkan adalah bahwa babi kecil tidak dapat mencerna serat kasar, maka pada babi-babi kecil tersebut tidak dapat diberikan bahan makanan hijauan yang serat kasarnya terlalu tinggi.
hijauan makanan yang biasa diberikan daun ketela rambat, rumput muda yang dipotong-potong serta beragam type leguminose.

2 ) tepung daun lamtoro

tepung daun lamtoro kerap ditambahkan pada makanan, terlebih babi induk bibit serta anak-anak babi. karena bahan tersebut kandungan mineral serta vitaminnya tinggi. walau demikian dikarenakan bahan ini memiliki kandungan toxic ( racun ) maka jumlah jumlah yang dapat diberikan atau ditambahkan pada ransum tidak bisa melebihi 5% dari semua campuran makanan. penggunaan yang terlalu berlebih atau terlalu banyak bermakna dapat menambah toxic yang semakin besar juga. perihal ini dapat menyebabkan pada babi, bulunya rontok, serta babi bunting dapat mengakibatkan keguguran.

3. penyusunan ransum

jika jumlah babi yang dipiara itu cuma bebarapa ekor saja, maka pada babi tersebut dapat diberikan sisa-sisa bahan makanan dari dapur, layaknya kulit pisang, pepaya, sayuran, nasi serta lain sebagainya. walau demikian betapapun banyak sisa makanan yang dapat diberikan, tetapi praktek pemberian makanan sejenis itu kurang dapat dipertanggung jawabkan. karena bahan makanan tersebut tidaklah adalah rasum yang memiliki susunan zat makanan didalam imbangan yang pas layaknya yang dibutuhkan tubuh babi untuk kepentingan perkembangan serta berproduksi.
namun yang disebut dengan ransum adalah sebanyak campuran dari beragam jenis bahan makanan yang didapatkan pada hewan ternakdalam waktu tertent, contohnya 1 hari satu malam ( 24 jam ). didalam waktu 24 jam babi mesti memperoleh zat-zat didalam perhitungan yang benar serta cermat. penyusunan ransum ini amat beragam atau berlainan. titik berat perbedaan tersebut terdapat pada kandungan protein serta hidratarang. karena dasar penyusunan ransum yang dikemukakan disini adalah dengan basic imbangan protein ( ip ).
ip ini tunjukkan satu perbandingan pada protein bisa dicerna ( prdd ) dengan martabat pati ( mp ).
protein bisa dicerna adalah hasil pencernaan protein kasar yang ada didalam satu bahan makanan yang bisa diabsorpsi oleh diding usus.
namun mp = martabat pati dari satu bahan makanan atau ransum adalah angka yang tunjukkan kg ( gr ) pati murni yang sama dayanya dengan 100 kg ( gr ) berbahan makanan itu untuk membentuk lemak badan didalam tubuh. perihal ini ditujukan, apabila bahan makan atau ransum itu dikatakan mempunyai mp 70, berarti 100 kg bahan makanan atau ransum tersebut memiliki daya yang sama juga dengan 70 kg pati murni saat membentuk lemak badan didalam tubuh. serta mp dari satu bahan makanna juga menggambarkan kandungan energy.
perumpamaan ip
bungkil kepala, prdd = 16, 8% ; mp = 81%
ip = prdd : mp = 16, 8 : 81 = ip 1 : 482
langkah mempertimbangkan mp satu bahan makan.
sebagai perumpamaan jagung.
jagung memiliki kandungan prdd 6, 6%, lemak 3, 7%, serat 1% serta karbohidrat 64, 8%.

dikarenakan besarnya mp dari masing-masing zat makanan sudah diketahui maka :
1 kg pati murni = 1 satuan kg mp
1 kg betn = 1 satuan kg mp
1 kg serat kasar = 1 satuan kg mp
1 kg lemak dari biji-bijian = 0, 94 satuan kg mp
1 kg lemak dari biji-bijian = 2, 44 satuan kg mp
maka mp jagung tersebut dapat diperhitungkan seperti berikut :
6, 6 kg prdd memiliki mp 6, 6 kali 0, 94 = 6, 20
3, 7 kg lemak bisa dicerna memiliki mp 3, 7 kali 2, 41 = 8, 917
1, 0 kg serat kasar bisa dicerna memiliki mp 1, 0 kali 1 = 1, 00
64, 8 kg karbohidrat bisa dicerna memiliki mp 64, 8 kali 1 = 64, 80
jumlah = 80, 917
lantas tiap-tiap 100 kg jagung memiliki mp = 80, 9 atau dengan kata lain, bahwa tiap-tiap 100 kg bahan makan sama dayanya dengan pati murni sebesar 80, 9 kg.

catatan :

• bahan makanan yang mempunyai ip = 1 : 2, bermakna separuh dari zat-zat makanan terdiri dari protein.
• serta bahan makanan yang ip –nya 1 : 10, bermakna zat proteinnya cuma sepersepuluhnya.
• babi-babi usia 6 bln., diberi ransum dengan ip 1 :5 – 1 : 6
• babi induk menyusui diberi ransum dengan ip 1 : 6 – 1 : 7
• babi fattening diberi ransum, dengan ip 1 : 8 – 1 : 10
kandungan ip didalam ransum terdapat pada kandungan protein serta mp ( ip ). kandungan ip didalam ransum itu sendiri di pertimbangkan menurut sebagian factor salah satunya :
1 ) tujuan peternakan itu sendiri, contohnya sebagai babi fattening, bibit.
2 ) fase hidup babi, starter, grower, finisher atau berat babi.
3 ) dasar yang sudah ada layaknya zat-zat makanan yang dibutuhkan serta pertimbangan ekonomis, dan bahan yang ada pada selama th..
menurut faktor-faktor tersebut diatas, maka dapat disusun beragam jenis ransum cocok dengan keperluan babi serta tujuan peternak

a. beragam jenis ransum

1 ) ransum starter

yang disebut dengan babi starter adalah anak babi yang tetap menyusui dengan usia 8 – 10 minggu. pada fase atau periode ini mereka mesti memperoleh ransum starter, yakni ransum yang terdiri dari :
• komposisi bahan makanan yang gampang dihisap oleh anak babi serta juga gampang dicerna ( creep feeder ).
• kandungan serat kasarnya rendah, contohnya berbahan jagung giling halus, tepung susu skim. karena susu kandungan proteinnya tinggi, namun jagung mempunyai kandungan cerna yang tinggi serta adalah sumber karbohidrat.
• kandungan protein 20 – 22 persen, mp 70
• serat kasar 3 persen.

2 ) ransum grower babi

grower yakni anak babi setelah melampaui fase starter hingga usia 5 bln.. babi-babi yang sudah melalui fase grower serta meraih berat 50 kg. perihal ini ditujukan supaya :

• babi tumbuh cepat, sehat serta kuat.
• dapat membuahkan babi-babi fattening yang sedikit lemak atau spek, tetapi banyak daging.
• babi bibit ( breeding ) didalam periode menyusui kelak dapat dapat menghasilkan air susu cukup banyak.
babi-babi yang hidup pada fase ini mesti memperoleh ransum grower, yakni ransum yang terdiri dari :
• bahan yang agak kasar sedikit daripada ransum starter.
• kandungan protein lebih kurang 17%, mp 68.
• serat kasar 5%.
• ditambah ekstra hijauan fresh, vitamin-vitamin serta mineral.

3 ) ransum fattening

babi fattening yaitu babi-babi yang digemukkan sebagai babi potongan yang beratnya 50 – 100 kg. penggemukan ini diawali sejak mereka telah melalui fase grower yang berat hidupnya 50 kg s/d dapat dipotong yakni pada saat meraih berat 100 kg. ransum yang didapatkan adalah ransum fattening, yang terdiri dari :
• bahan makanan yang agak kasar
• kandungan protein 14%, mp 69.

4 ) ransum bibit

ransum bibit adalah ransum yang didapatkan pada babi dara, sebagai pengganti makanan fase grower atau babi bunting3 bln. pertaman. yang butuh di perhatikan didalam perihal ini adalah babi tidak bisa terlalu gemuk serta banyak fat. untuk menghindari kondisi ini maka babi tersebut mesti diberikan ransum spesial yakni ransum bibit yang terdiri dari :
• beberapa bahan makanan yang kandungan serat kasarnya relative tinggi lebih kurang 8, 5%.
• protein 14, 5 persen, mp 64.
• ditambah hijauan.

5 ) ransum induk menyusui

ransum induk menyusui yakni ransum yang didapatkan pada bln. paling akhir pada saat bunting serta sepanjang mereka menyusui. ransum tersebut terdiri dari :
• bahan yang kandungan serat kasarnya relative rendah, 7%.
• kandungan protein tinggi, 18, 5%, mp 66.
protein yang tinggi dibutuhkan untuk :
• perkembangan embryo.
• persiapan produksi air susu.
serat kasar yang tidak terlampau tinggi ditujukan untuk menghidari kemungkinan berlangsungnya kesukaran buang kotoran ( konstipasi ) pada waktu akan melahirkan. untuk menangani konstipasi ini babi dapat ditolong dengan diberikan obat pencahar ( urus-urus ), contohnya garam inggris sejumlah 1 ( satu ) sendok makan yang digabung makanan. pemberiannya dikerjakan sekian hari sebelum saat serta setelah melahirkan. pada waktu ini jumlah ransum dapat dikurangi, namun mesti benar-benar bermutu.

b. langkah penyusunan ransum

untuk menyusun ransum yang baik, cermati tabel dibawah beserta diagram tersebut :

keterangan starter % grower % fattening % lactasi bibit
1. jagung 35 – 60 25 – 60 25 -60 20 – 50 15 – 40
2. katul – 0 – 10 0 – 25 10 – 15 0 – 15
3. tepung ikan 5 – 10 5 – 20 – 5 -10 2 – 10
4. dedak gandum – 5 – 10 0 – 15 10 – 25 10 – 30
5. susu skim ( powder ) 0 – 20 – - – -
6. tepung tulang – 0 – 5 2 – 7 0 -5 0 – 5
7. bungkil kedelai 5 – 15 2 – 10 2 – 5 5 – 10 2 – 7
8. bungkil kelapa – 0 -3 2 – 7 0 – 7 0 – 7
9. tepung daun lamtoro 0 – 3 5 5 5 5
10. mellase 0 – 3 5 5 5 5
11. mineral 1 1, 5 1, 5 1, 5 1, 5
12. gula 0 – 10 – - – -
13. vitamin – - – - -
14. antibiotic – - – - -
protein kasar 19 16 14, 5 18, 5 14, 5
mp 70 68 69 66 64
serat kasar 4 6 6 7 8, 5

catatan
• campuran dapat terdiri dari 60% kulit kerang giling/tepung kulit kerang, 30% tepung tulang, 10 gram yosium.
• perbandingan ca serta p yang baik 1, 5 – 2.
• mineral didalam ransum 1, 5%.
• vitamin-vitamin serta antibiotic cuma dapat didapatkan dari pabrik serta tentang jumlah yang perlu ditambahkan pada ransum ada petunjuknya dari pabrik yang bersangkutan
• antibiotic bermanfaat untuk merangsang perkembangan serta memberantas penyakit.
perumpamaan untuk ransum serta mengkalkulasi ransum induk menyusui. pada tabel di atas tampak bahwa kandungan serta mp pada ransum induk menyusui 18, 5 persen, mp 66 maka perihal ini dapat diperhitungkan seperti berikut :
diagram penyusunan ransum

bahan bag/kg prot. kasar mp
1. jagung 35 35 kali 8, 5 = 297, 5 35 kali 80 = 2. 800
2. katul 50 50 kali 13, 5 = 675 50 kali 60 = 3. 000
3. bungkil kedelai 5 5 kali 48, 5 = 242, 5 5 kali 69 = 345
4. tepung ikan 10 10 kali 53 = 530 10 kali 49 = 490
5. tepung daun lamtoro 5 5 kali 19, 5 = 97, 5 5 kali 45 = 225
jumlah 100 1842, 5 6. 860
prot. kasar = 1842, 5 = 18, 425 mp = 6860 = 68, 6
100 100
angka-angka pada tabel atau diagram diatas yaitu sebatas dasar saja, hingga beberapa peternak dapat menyusun sendiri menurut bahan baku yang ada di lingkungan tiap-tiap gunakan satu dasar yang sudah ada.

Alternatif lainnya:

Tehnik pemberian makanan ternak babi yang benar adalah sebagai berikut :
a. tehnik pemberian

makanan pada pokoknya ada 2 jenis langkah pemberian makanan, yakni sistem basah serta kering. biasanya penentuan sistem tersebut didasarkan pada tujuan didalam pemeliharaan, bahan makanan yang ada dan kondisi area ( terkadang ).

1 ) sistem basah

tehnik pemberian makanan sejenis ini mempunyai tujuan intuk memperoleh mutu babi bacon yang baik. seluruh bahan artian dibiki halus, kemudia digabung air atau dibasahi.
makanan ini dapat diberikan pada babi pada bak makanan atau ditaruh diatas lantai. perihal ini juga amat bergantung pada jumlah babi serta area. bila babi itu dipiara dengan grup, dimana jumlah babi didalam satu area cukup besar, tengah area tidak sangat mungkin, maka pemberian makan ini cukup ditaruh diatas lantai saja, hingga modal dapat di irit. namun pada sitem pemeliharaan individual, baiknya makanan tersebut ditaruh pada bak makanan.
kebaikan pemberian makanan sistem basah
• makanan basah ini lebih gampang dimakan serta dicerna.
• menambah napsu makan, karena babi lebih senang makanan basah.
• makanan yang basah dengan gampang dapat ditaruh diatas lantai.
kelemahannya
• semakin banyak tenaga, dikarenakan mesti mempersiapkan atau membasahi makanan terlebih dulu.
• sisa makanan dengan amat gampang jadi basi.
• kandang lebih cepat jadi kotor.

2 ) sistem kering

tujuan pemberian makanan sejenis ini adalah untuk berikan rangsangan supaya dapat didapatkan berat hidup yang optimal. maka sistem ini amat baik bikin babi-babi pork, yang usia lebih kurang 3 ½ – 4 bln. dengan berat 45 – 55 kg. pemberian makanan ini baiknya ditaruh pada bak makanan atau area spesial layaknya area makanan otomatis yang tampak pada gambar.
keuntungan pemberian makanan sistem kering
• pengisian makanan cukup dikerjakan sekali 1 hari.
• makanan yang tersisa tidak gampang jadi basi.
• area atau kandang tidak gampang kotor.
• lebih menghemat tenaga, dikarenakan peternak tidak setiap saat mesti bersihkan area serta tidak senantiasa mengisikan makanan.
kelemahanya
• sedikit susah dimakan, dikarenakan cuma dapat didapatkan sedikit-demisedikit.
• makanan gampang terhambur.

b. jumlah makanan yang perlu diberikan

jumlah makanan yang didapatkan pada babi baiknya dikerjakan menurut dasar. seluruh pemberian makanan mesti sesuai dengan berat babi atau pertumbuhannya. pada fase pertama, pemeberian ransum itu hanya untuk kepentingan perkembangan yang optimal. walau demikian setelah babi itu meraih berat hidup 70 kg, pemberian makanan mesti dibatasi supaya babi tidak terlampau banyak fat. untuk babi-babi bacon layaknya large white, saddle back. makanan mesti dibatasi hingga 2, 5 kg/hari sejak mereka itu meraih berat 60 kg ke atas. perihal ini amat mutlak untuk menghindar fat yang terlalu berlebih serta untuk melakukan perbaikan karkas. satu perihal yang gampang diingat serta praktis untuk melaksanakan jumlah makanan yang perlu diberikan pada tiap-tiap ekor babi adalah bahwa untuk :

berat babi/kg usia ( minggu ) jumlah/kg
15 8 ( habis dipisah ) 0, 75
20 10 0. 90
25 12 ( 3 bln. ) 1, 10
30 14 1, 30
35 15 1, 50
40 17 1, 70
50 19 2, 00
55 20 2, 10
60 21 2, 30
65 22 2, 40
70 23 2, 50
75 24 ( 6 bln. ) 2, 60
80 25 2, 70
85 26 2, 80
90 27 2, 90
95 28 3, 00
100 29 3, 50
namun jumlah makanan untuk babi induk, dara, bibit serta induk menyusui dapat diberikan menurut fase hidup atau mereka tiap-tiap. dapat dipandang tabel dibawah ini :
periode/umur makanan type makanan
1. induk 1 – 21/2 kg + hijauan makanan induk bibit

2. dara
- bunting 3 bulan 2 kg + hijauan makanan induk bibit
- akhir kebuntingan 3 kg + hijauan makanan induk menyusui

3. induk bibit dewasa

Ternak kacer

Ternak kacer – Ternak kacer atau Magpie Robin yang populer di Indonesia saat ini ada dua jenis, yakni kacer hitam yang sering disebut kacer jawa (Copsychus sechellarum) dan kacer poci (Copsychus saulari) atau kacer sekoci yang sering disebut kacer sumatra. Burung ini memang masih berkerabat yakni sama-sama 

Perbedaan keduanya yang menyolok hanyalah pada warna bulu hitam-putih. Copsychus sechellarum atau kacer jawa berbulu hitam semua di bagian dada, sementara Copsychus saularis ataui kacer poci warna hitam hanya sampai dada dan ke bawah berwarna putih. Sementara itu burung yang sangat mirip dengan kacer poci atau kacer sumatra adalah kacer madagaskar (Copsychus albospecularis).
Habitat

Seperti disebutkan di atas, kacer terdiri dari 3 species, yakni Copsychus saularis, Copsychus sechellarum dan Copsychus albospecularis. Khusus untuk Copsychus saularis (Oriental Magpie Robin) ini terdiri dari 9 subspecies, yaitu:
Kacer poci

1. saularis, (Thailand, India, Nepal, Malaysia, Indonesia)
2. andamanensis, (Kep. Andaman)
3. musicus, (Peninsular, Malaysia, Thailand)
4. prosthopellus, (Hainan-China)
5. erimelas (India ke Indochina),
6. pluto (Sabah – Malaysia, Borneo – Indonesia),
7. ceylonensis (India, Srilanka),
8. adamsi (Sabah – Malaysia, Borneo – Indonesia),
9. mindanensis (Mindanao – Philippines).

Kacer sumatera atau kacer poci mempunyai warna hitam pada kepala, leher sebatas dada, punggung dan bagian luar ekor. Sedangkan warna putih berada pada dada, perut dan ekor bagian dalam. Penyebaran mulai China, India, Nepal, Thailand, Indochina, Filipina, Malaysia dan Indonesia.

Kacer hitam atau sering disebut kacer jawa
Memiliki suara yang keras, nyaring dan pintar menirukan suara-suara di sekelilingnya. Penampilan sangat atraktif sambil
membuka ekor serta mengeluarkan suara kicauan yang merdu. Burung ini sangat menyukai udara panas.
Kacer hitam (Copsychus sechellarum) atau Seychelles Magpie Robin penyebarannya mulai dari Seychelles (Afrika), Jawa dan Kalimantan (Indonesia). Seluruh tubuh berwarna hitam, kecuali pada sayap terdapat warna putih. Kemampuan berkicau sangat baik dan pintar menirukan suara-suara di sekelilingnya. Penampilan sangat atraktif sambil memainkan ekor. Volume suara sedang. Jenis ini juga sangat suka dengan udara panas.

Kacer madagaskar

Sementara itu kacer madagaskar atau Madagascar Magpie Robin (Copsychus albospecularis) terdiri dari dari 3 subspecies, yakni pica, albospecularis dan inexpectatus. Seluruh subspecies Copsychus albospecularis ini tersebar di wilayah Madagascar Afrika.
Bagian leher sebelah atas, punggung dan ekor berwarna hitam kebiru-biruan. Kemampuan berkicaunya tidak kalah dari kedua sepupunya C. saularis dan C. sechellarum.
Selain dari ketiga species di atas, ada satu jenis kacer lagi yang beredar di kalangan pedagang dan pemilik burung kacer, yaitu Kacer Blorok. Jenis ini menurut anggapan kebanyakan orang maupun peneliti adalah merupakan hasil perkawinan silang yang terjadi di alam, antara Kacer Hitam Putih (C. saularis) dengan Kacer Hitam (C. sechellarum).

Ciri jantan dan betina

Secara fisik, jantan dan betina burung kacer mudah dibedakan terutama yang sudah dewasa. Pada jantan, bulu hitam pada kepala dan dada mengkilat, sementara yang betina berwarna abu-abu.
Sementara untuk usia trotolan, maka semburat warna hitam pada jantan sudah terlihat meski hanya pada satu dua bulu, sementara trotolan betina hanya warna gelap atau hitam pudar cenderung abu-abu.

Cara memilih burung kacer yang baik

Ada beberapa hal penting yang harus diperhatikan dalam pemilihan bakalan pada burung kacer.

Jika pilihan untuk kicauan, tentunya yang berkelamin jantan, dengan ciri warna bulu hitam yang tegas mengkilap dan kontras.
Bentuk paruh, sebaiknya pilih bentuk paruh yang berpangkal lebar, tebal, besar dan panjang. Paruh bagian bawah harus lurus. Jangan memilih bahan yang memiliki paruh bengkok. Posisi lubang hidung pilih sedekat mungkin dengan posisi mata.
Kepala berbentuk kotak, mata bulat besar dan melotot. Ini menandakan burung ini mempunyai mental tempur yang baik..
Postur badan, pilihlah bahan yang berpostur sedang dengan panjang leher, badan dan ekor serta kaki yang serasi. Jangan memilih bahan yang berleher dan berbadan pendek.
Sayap mengepit rapat dan kaki mencengkram kuat, ini menandakan bahan tersebut sehat. Pilihlah kaki yang besar dan terlihat kering. Warna kaki tidak berpengaruh terhadap mental burung.
Lincah dan bernafsu makan besar. Ini merupakan ciri-ciri bahan yang bermental baik.
Leher panjang padat berisi. Menandakan burung ini akan mengeluarkan power suara secara maksimal
Tempat: burung kacer bisa dipelihara dengan sangkar kotak ukuran 40 x 40 x 60 cm atau bisa juga bulat dengan diameter 40 cm. Sementara tenggeran atau pangkringan bisa dibuat dua bersilang dengan diameter masing-masing 1,5 cmdari bahan cabang kayu asam. Pilih kayu dengan permukaan kulit yang agak kasar tetapi tidak tajam sehingga bisa untuk mengasah paruh agar tidak runcing. Untuk perawatan harian, kacer tidak perlu dikerodng dan hanya dikeorodng malam hari agar tidak kedinginan.
Pakan: Hal utama yang perlu diperhatikan dalam hal pakan adalah menu yang variatif sehingga kecukupan nutrisi, vitamin dan mineralnya. Pakan yang bagus, selain lengkap nutrisinya seperti protein, karbohidrat, juga lengkap vitaminnya seperti vitamin A, D3, E, B1, B2, B3 (Nicotimanide) B6, B12, C dan K3. Selain itu, perlu pula mengandung zat esensial seperti D-L Methionine, I-Lisin HCl, Folic Acid (sesungguhnya adalah salah satu bentuk dari Vitamin B) dan Ca-D

Di samping vitamin, perlu juga kecukupan mineral. Mineral dibutuhkan dalam pembentukan darah dan tulang, keseimbangan cairan tubuh, fungsi syaraf yang sehat, fungsi sistem pembuluh darah jantung dan lain-lain. Seperti vitamin, mineral berfungsi sebagai ko-enzim, memungkinkan tubuh melakukan fungsinya seperti memproduksi tenaga, pertumbuhan dan penyembuhan.
Yang termasuk mineral yang diperlukan burung anis merah adalah Calcium, Phosphor, Iron, Manganase, Iodium, Cuprum, Zinccum, Magnesium, Sodium Chlorin dan Kalium.

Makanan dan extra fooding yang sesuai untuk burung kacer.

Voer (sebaiknya pilih yang berkadar protein sedang yaitu: 12%-18%, belum tentu voer yang berharga mahal akan cocok dengan sistem metabolisme setiap burung kacer. Voer harus selalu tersedia didalam cepuknya. Selalu ganti dengan voer yang baru setiap dua hari sekali.
EF (Extra Fooding), pakan tambahan yang sangat baik buat burung kacer yaitu: jangkrik, orong-orong, kroto, cacing, ulat hongkong, ulat bambu, ulat kandang, kelabang, belalang dan lainnya. Pemberian EF harus selalu disesuaikan dengan karakter pada masing-masing burung dan juga harus mengetahui dengan pasti dampak klausal dari pemberiannya EF tersebut.
Perawatan dan setelan burung kacer mabung
Masa mabung (moulting) merupakan masa yang sangat menuntut perhatian penghobi burung. Bulu yang hilang dan digantikan selama masa mabung atau meranggas ini menyerap 25% dari total protein yang ada di dalam tubuh burung. Inilah mengapa selama masa mabung perlu ditambahkan juga protein sebesar seperempat total protein dalam tubuh burung.
Bulu-bulu dan selongsong bulu terdiri atas lebih dari 90% protein, khususnya protein yang disebut keratins. Protein bulu berbeda dengan protein pada tubuh dan telur serta memerlukan jumlah proporsional yang berbeda atas asam amino (pembangun sel atau blok protein). Burung harus mengonsumsi makanan dengan kandungan asam amino jenis ini kemudian menyerap dan disimpan sebagai protein (keratin) khusus bagi keperluan pertumbuhan bulu. Proses ini sangat penting bagi burung dan tubuh burung harus bekerja ekstra untuk mendapatkan gizi yang cukup untuk membentuk bulu secara sempurna.
Ketika burung mabung, mereka juga memerlukan energi yang besar untuk memproduksi bulu baru. Keperluan energi yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan protein, menyebabkan burung harus mengonsumsi lebih banyak makanan selama meranggas untuk dapat mempertahankan pertumbuhan bulu baru. Untuk diketahui saja, energi yang diperlukan burung selama masa mabung sebesar dua setengah kali lebih banyak ketimbang burung yang sedang memproduksi telur.

Faktor-faktor yang berpengaruh pada masa mabung tidak bisa sepenuhnya dipahami, karena sangat kompleks. Umur burung, musim saat mabung, cuaca harian, kadar hormon dan siklus perkembangbiakan, semua menjadi faktor penentu bagi keberhasilan atau kegagalan burung melewati masa mabung.
Hal yang paling utama untuk diingat adalah bahwa pada saat burung mabung, Anda harus memberikan suplai pakan yang cukup sehingga mereka bisa mengembangkan bulu-bulu sesempurna mungkin.
Untuk menyediakan protein yang diperlukan untuk peningkatan produksi bulu, Anda harus meningkatkan asam amino yang mengandung sulfur seperti metionin dan sistin. Protein seperti itu bisa ditemukan di dalam daging hewan. Daging dapat diberikan kepada kebanyakan burung yang sedang mabung dalam jumlah kecil plus pemberian suplemen makanan yang baik. Suplemen multivitamin dan multimineral yang baik seharusnya mengandung berbagai vitamin dan mineral serta asam amino untuk memungkinkan tumbuhnya bulu secara normal.
Meskipun pada umumnya mabung berjalan normal, ada beberapa hal yang sering mengganggu masa mabung burung, khususnya tumbuhnya bulu yang tidak merata atau bahkan ada bulu yang tidak rontok (sekadar nyulam).

Pola perawatan kacer masa mabung:

Tempatkan burung di tempat yang sepi, jauh dari lalu lintas manusia. Sebaiknya burung lebih banyak dalam kondisi dikerodong.
Mandi cukup 1x seminggu saja dan jemur maksimal 30 menit/hari atau kalau untuk penanganan ekstrim burung mabung, bisa dilakukan perawatan ekstem mabung.
Jika Anda tidak menggunakan BirdVit atau BirdMineral, pemberian porsi EF diberikan lebih banyak karena sangat diperlukan untuk pembentukan sel-sel baru dan untuk pertumbuhan bulu baru. Misalnya: stelan jangkrik dibuat 5 ekor pagi dan 5 ekor sore, kroto 1 sendok makan setiap pagi dan cacing 2 ekor 3x seminggu
Meski tidak menggunakan BirdVit dan/atau BirdMineral, pemberian multivitamin yang berkualitas yang dicampur di air minum 2x seminggu sangat perlu..

Lakukan pemasteran

Masa mabung membuat burung lebih banyak pada kondisi diam dan mendengar. Inilah saat yang tepat untuk mengisi variasi suara sesuai dengan yang kita inginkan. Lakukan pemasteran dengan tepat, sesuaikan karakter dan tip e suara burung dengan suara burung master.



Beternak Jalak Suren


Cara beternak jalak suren sudah banyak dilakukan para peternak burung saat ini. sebelum kita berternak burung jalak suren, harus kita ketahui cara membedakan jenis kelamin jarak suren tersebut sebelum kita jodohkan. cara membedakan jenis kelamin jalak suren adalah pada jenis kelamin jantan warna duburnya hitam dan pada jenis kelamin betina warna duburnya merah. kejelasan warna dubur tergantung dari usia burung tersebut.

Proses perjodohan burung jalak suren
pada proses ini perlu di pastikan bahwa burung tersebut memang berjodoh setelah dimasukkan dalam kandang penangkaran pada sore hari. tapi sebelum dimasukkan dalam kandang penangkaran, taruh kedua sangkar burung yang akan dijodohkan berdampingan selama 1 minggu.

Kandang penangkaran
kandang penangkaran yang baik menurut cara beternak jalak suren berukuran 1 x 2 m dengan ketinggian 2 m berbentuk kubus. sediakan juga tempat mandi burung suren karena birahi burung jalak suren akan bertambah setelah mandi. jangan lupa sediakan juga sarang kotak kayu berukuran 40 x 30 x 30 cm dan daun pohon pinus dibawah kandang untuk persediaan burung jalak suren membuat sarang.
usahakan didalam kandang di beri pohon yang masih hidup, seperti pohon beringin misalnya, yang dibawahnya terdapat sedikit rerumputan agar mirip seperti di alam liar. penambahan tempat bertengger yang besar dan lebar akan memudahkan proses perkawinan jalak suren, tidak lupa pula tempat makan dan minum jalak suren juga di sediakan.

Pakan jalak suren
pakan yang baik akan menambah birahi dan mempercepat proses perkawinan jalak suren, pakan yang baik diantaranya adalah : pepaya, pisang dan serangga misalnya kroto, ulat bambu, ulat hongkong atau jangkrik.

Perkawinan
jalak suren biasanya berumur 10 – 12 bulan yang siap di tangkarkan, untuk betina yang baik berumur 1 tahun dan jantan berumur 1, 5 – 2 tahun. karena pada umumnya betina lebih cepat dewasa dibandingkan jantan.
setiap perkawinan jalak suren biasanya menghasilkan 3 – 4 telur. untuk mempercepat proses perkainan kembali jalak suren, sebaiknya penetasan dilakukan dengan mesin penetas. jadi perkawinan kembali tanpa perlu menunggu proses pengengkraman yang biasanya sampai 14 hari. anakan jalak suren siap di jual setelah berumur 1,5 bulan.





Budidaya Lobster Air Tawar


Lobster Air Tawar (LAT) atau Freshwater Crayfish merupakan binatang air yang cukup mudah untuk dibudidayakan atau di ternakan. Harga jual nya yang cukup fantastis, sekitar 150-250 ribu rupiah /kg, membuat budidaya lobster air tawar menjanjikan keuntungan bila dilakukan dengan Cara Budidaya Lobster air tawar yang benar dan baik. Habitat asli Lobster Air Tawar adalah di sungai dan di rawa-rawa serta danau. Cara Budidaya Lobster air tawar

Media yang dapat di gunakan untuk budidaya lobster air tawar ini sangat bervariasi. Pada umumnya Lobster Air Tawar dibudidayakan secara extensif pada kolam tanah. Pada budidaya secara extensif petani hanya menaruh indukan pada kolam tersebut pada masa berkala kolam tersebut dikeringkan dan lobster yang sudah memenuhi ukuran komersial akan dijual dan sisanya akan dikembelikan ke kolam tanah tersebut. Pada budidaya secara intensif petani mulai memberi pakan ke dalam kolam dengan berbagai macam makan sayur-sayuran termasuk pakan komersil.

Budidaya secara intensif memberikan hasil yang lebih baik dibandingkan secara extensive. Media lain yang sering digunakan adalah kolam semen atau kolam fiber (Tank). Kolam semen dan kolam fiber ini banyak digunakan untukmembesarkan burayak sampai berat sekitar 5 cm. Di Indonesia budidaya lobster air tawar banyak dilakukan dalam sekala perumahan terutama pada pembenihan.

Cara Budidaya lobster air tawar sangat cepat dan gampang, tidak seperti udang windu atau udang galah yang relatif lebih sedikit dan rumit. Orang awam pun dapat melakukannya sendiri baik dalam skala usaha kecil maupun besar. Dengan sedikit modal dan kemauan yang kuat, setiap orang dapat membudidayakan lobster air tawar. Lobster air tawar tidak mudah stres dan tidak mudah terserang penyakit. Asalkan kebutuhan pakan, kualitas air, dan kebutuhan oksigen terpenuhi maka lobster dapat tumbuh dan berkembang biak dengan cepat. Jika dilihat dari iklim dan siklus musimnya, Indonesia memiliki potensi yang sangat besar untuk melakukan budi daya lobster air tawar sepanjang tahun. Lobster air tawar yang umumnya bertelur 4–5 kali dalam setahun dapat dimanfaatkan secara maksimal. Selain kondisi iklim yang sangat mendukung, sumber pakan alami bagi lobster tersedia cukup banyak di alam dan mudah diperoleh. Dengan pakan alami tersebut, lobster akan tumbuh dengan cepat. Oleh karena budi daya lobster tidaklah sulit maka bisnis ini dapat digunakan sebagai usaha sampingan.

1. SYARAT HIDUP LOBSTER AIR TAWAR

Lobster air tawar (LAT) pada umumnya dapat hidup pada selang parameter air yang lebar. Mereka diketahui toleran terhadap kandungan oksigen terlarut sangat rendah. Akan tetapi untuk tumbuh dan berkembang dengan baik tentu tidak akan dapat dilakukan pada kondisi demikian. Untuk tumbuh dan berkembang dengan baik mereka memerlukan kadar oksigen terlarut lebih dari 4 ppm.

2. TEMPERATUR Lobster Air Tawar

LAT juga toleran terhadap suhu sangat dingin mendekati beku hingga suhu diatas 35 °C. Meskipun demikian untuk LAT-LAT daerah tropis hendaknya dipelihara pada selang suhu 24 – 30° C Pertumbuhan optimum akan dapat dicapai apabila mereka dipelihara pada selang suhu 25-29 °C.

3. pH DAN KESADAHAN Lobster Air Tawar

LAT hidup pada perairan dengan kisarn pH sedikit alkalin yaitu antara 7-9. Mereka jarang dijumpai berada diperairan dengan pH kurang dari 7. Sedangkan kesadahan (kandungan kapur) air yang diperlukan adalah sedang hingga tinggi. Hal ini diperlukan untuk menjaga kandungan kalsium terlarut cukup tinggi untuk menjamin pembentukan cangkang mereka dengan baik.

4. KUALITAS AIR Lobster Air Tawar

Berbagai laporan menunjukkan bahwa LAT muda sensitif terhadap kadar klorin tinggi. Oleh karena itu sering dianjurkan untuk menuakan air terlebih dahulu sebelum digunakan untuk LAT.

LAT diketahui pula dapat mengakumulasikan merkuri (Hg) dalam tubuhnya sehingga mereka sering dijadikan sebagai indikator pencemaran lingkungan. LAT sensitif terhadap pestidida, terutama dari golongan organoklorin, begitu pula residu-residu minyak. Hal ini hendaknya menjadi perhatikan bagi mereka yang ingin membudidayakan LAT secara terbuka, agar terlebih dahulu memeriksa dengan seksama sumber air yang akan digunakan

Budidaya lobster air tawar biasanya dibedakan menjadi usaha pembenihan Lobster Air Tawar dan usaha pembesaran atau merupakan kesatuan dari keduanya.
Pembenihan adalah menghasilkan bibit atau anakan lobster air tawar hingga ukuran 2 Inci. Yang pertama kali diperlukan adalah Induk Berkualitas yang tidak mudah terserang penyakit dan bukan dari hasil perwakinan sedarah (inbreeding) pasalnya perkawainan sedarah akan menghasilkan lobster berkelamin ganda atau intersex. Berikutnya adalah kolam untuk perkawainan dengan ukuran maksimal 1m2 untuk 1 set (5 ekor betina 3 ekor jantan). Medianya cukup mengunakan aquarium atau kolam semen.
Pembesaran adalah menghasilkan lobter ukuran konsumsi, Yang pertamakali dibutuhkan yaitu bibit lobster air tawar ukuran 2 inci untuk pembesaran. Berikutnya adalah lahan yang yang cukup luas dan sebaiknya merupakan kolam tanah dengan ukuran maksimal 1 M2 untuk 10 ekor. Jantan dan betina harus dipisahkan untuk mencegah perkawinan selama pembesaran. Lobster jantan lebih cepat pertumbuhannya oleh karena itu pembesaran sebaiknya dilakukan pada lobster jantan.

PAKAN Lobster Air Tawar
Agar pertumbuhanLobster air tawar sesuai dengan yang diharapkan maka pakan yang diberikan harus mengandung nutrisi yang sesuai dengan apa yang dibutuhkan Lobster air tawar. Nutrisi yang dibutuhkan Lobster air tawar terdiri dari Protein, lemak, karbohidrat, vitamin dan mineral. Sekarang ini sudah banyak produsen-produsen yang memproduksi pakan Lobster air tawar

Jenis-Jenis Pakan Lobster Air Tawar
Pakan alami, biasanya dibudidayakan oleh peternak. Namun karena keterbatasan sarana dan prasaran biasanya peternak merasa kesulitan. Pakan alami yang dibudidayakan umumnya adalah chlorella, tetraselmis, dunaleilla, diatone, spirulina, artemia, kutu air, jentik nyamuk, cacing rambut, cacing tanah dan cacing darah.
Pakan buatan sendiri, merupakan pakan yang diracik oleh peternak dari berbagai bahan seperti: tepung rebon, tepung ikan, cacing, wortel, toge, kacang hijau dan keong mas. Pakan racikan bisa dibentuk pellet atau pasta
Pakan komersil, yaitu pakan yang sudah jadi yang dioleh oleh perusahaan pakan ikan

Pemberian pakan sebaiknya 3% dari berat badan LAT dan diberikan pada pagi atau sore hari. Jika pakan tidak habis sebaiknya dibuang pada saat pemberian pakan berikutnya.
Cara Budidaya Lobster air tawar

Penyakit pada Lobster Air Tawar
Walaupun Lobster air tawar dikenal lebih tahan terhadap penyakit dibanding udang jenis lain, tidak berarti Lobster air tawar bisa terbebas dari penyakit, penyakit ini biasanya disebabkan oleh virus. Pada periode pembesaran virus yang menjadi penyebab penyakit pada Lobster air tawar adalah:

White Spot Disease (WSD)
Penyakit yang disebabkan virus ini dapat menyebabkan sisi kolam mati. Untuk mengantisipasi serangan virus ini beberapa cara dapat dilakukan, yaitu:
menghindari masuknya LAT yg terinfeksi
mengurangi kepadatan penebaran lobster di dalam kolam
menjaga tingkat kada ammonia dan keasaman air
menghindari air yang sudah digunakan untuk budidaya udang lain
membersihkan alat yang sudah terinfeksi

Ricketsia-like organism
Lobster air tawar yang terinfeksi virus ini biasanya melemah dan kadang-kadang ditandai dengan adanya bintik hitam atau biru kehijaun pada eksokoletonnya. LAT yang mati karena virus ini badan dan kepala terpisah.

Jamur (Crayfish Plague)
Lobster air tawar yang terinfeksi jamur ini umumnya jenis astacus astacus yang berasal dari eropa. Penularannya bisa melalui kutu asphanomices astaci atau bisa juga melalui peralatan yang digunakan

Selain virus tersebut di atas gangguan terhadap Lobster air tawar disebabkan oleh hama, seperti: ular, tikus, burung, lele, dan ikan gurami

Panen Hasil Lobster air tawar
Panen sebaiknya dilakukan pada suhu yang tidak terlalu panas, pagi atau sore atau malam hari. Beberapa teknik panen yang biasa dilakuan pada usaha pembesaran adalah:

1. Flow Trapping

Caranya adalah sebagai berikut:
Turunkan air kolam sampai 2cm dan persembunyian dikeluarkan dari kolam
Tempatkan kotak penampung di sisi kolam, tempat aerator pada kotak penampung untuk mencegah kekurangan oksigen.
Pasang papan dengan posisi seperti papan luncur, dari dasar kolam ke sisi kolam tepat di atas kotak penampung.
Alirkan air pada papan tersebut

Naluri Lobster adalah mencari air segar, dia akan menuju air yang mengalir dari papan dan memanjatnya setelah sampai atas lobster akan jatuh ke kotak penampungan. 2. Perangkap Tikus

Teknik ini menggunakan perangkat tikus yang biasa digunakan di rumah, bagian pintu perangkapnya dig anti dengan corong.

Caranya adalah sebagai berikut:
Sebelum panen LAT jangan diberi makan
Siapkan perangkap tikus yang telah dipasang umpan yang cukup untuk semua LAT
Umpan yang digunakan adalah ikan atau keong mas
Untuk menimbulkan aroma umpan dibakar dulu

Memanen dengan cara ini air kolom tidak perlu diturunkan.

TIPS CARA BUDIDAYA LOBSTER AIR TAWAR

Tips 1 Budidaya Lobster air tawar:
Gunakan indukan berukuran fisik besar (dapat menghasilkan +/-500 s/d +/-900 per ekor 1 kali bertelur)sebagai produksi bibit dan untuk mempercepat pertumbuhan bibit ukuran 2Cm beri makanan ekstra berupa cacing sutra, dan berikan cacing tanah untuk mempercepat proses bertelur untuk yang dikawainkan, kemudian perlu anda ketahui juga pada proses pergantian kulit berarti proses pertumbuhan,(bertambah besar).Terutama pada proses pembesaran di aquarium,oleh karena itu guna merangsang pergantian kulit sesering mungkin seiring dengan seringnya anda melakukan pergantian air pada aquarium (tiap 3hari atau seMinggu 1kali) tergantung tingkat kekeruhan airnya.

Tips 2 Budidaya Lobster air tawar
Lakukan pengawasan sesering mungkin, untuk menghidari serangan sekelompok Lobster lain terhadap Lobster yang sedang mengalami proses ganti kulit (moulting). Oleh karena pada saat proses moulting, disamping kondisinya yang lemah,pada saat itu juga mengeluarkan cairan zat yang dapat merangsang sifat kanibal dan melakukan penyerangan terhadap lobster yang sedang tidak berdaya. Dan berikan juga pengaman pada tempat (Kolam atau Aquarium) agar Lobster tidak kabur karena sifat pengembaraanya yang tinggi, dan dapat bertahan hidup hingga 8 s/d 12 jam diluar kolam/aquarium.

Tips 3 Budidaya Lobster air tawar
Berikan makanan tambahan/ektra, terutama pada malam hari, sekitar Pkl.19.00~21.00 secukupnya, periksa dan berikan makan berupa pelet, bila sudah tidak terdapat sisa makanan yang diberikan pada waktu sore hari. Hal ini dilakukan guna menghinadri saling menyerang diantara sesama Lobster, oleh karena hewan ini mempuyai sifat kanibalisme yang sangat tinggi di samping itu aktivitas kelompok hewan ini meningkat pada malam hari termasuk untuk mencari mangsa. Jenis hewan ini tidak menebar bau anyir/amis seperti jenis udang atau ikan lainnya, jadi budidaya ternak dapat/layak dilakukan dilingkungan rumah/tempat tinggal.

Tips 4 Budidaya Lobster air tawar
Tentukan pilihan anda sebelum terjun ke dunia bisnis Lobster Air Tawar ini oleh karena cara pengelolaannya terdiri dari beberapa segmen, apakah anda sebagai : pedagang ; Ternak pembesaran ; Ternak pembibitan ;Ternak hobi/koleksi. hal ini perlu dilakukan agar langkah usaha yang anda jalankan bisa lebih terfokus. Baca juga buku sebagai referensi yang mudah didapat, dan salah satu penyedianya GRAMEDIA,yaitu Seri Agribisnis LOBSTER AIR TAWAR Pembenihan dan Pembesaran, penulis; R Hondo Wiyanto/Rudi Hartono, cetakan Jakarta 2003 dan Pembenihan Lobster Air Tawar Lokal Papua, penulis;Samuel Patasik, cetakan Jakarta 2004.
Cara Budidaya Lobster air tawar

Tips 5 Budidaya Lobster air tawar
Apabila pilihan Budidaya/ternak pembesaran,siapkan kolam untuk pembesaran mulailah dengan skala kecil dengan tujuan untuk mendapatkan pengetahuan tetang sifat sifat yang spesifk dari hewan ini yang salah satunya adalah sifat kanibalisme yang tinggi.Agar skala resiko penyusutan pupulasi yang diakibatkan kematian dan kekurang terampilan dapat ditekan sekecil mungkin jika kelak memasuki usaha skla besar. Dan apa bila pengetahuan tersebut sudah didapat, mulailah dengan prencanaan produksi untuk target panen setiap bulan, untuk melihat ilustrasi perencanaan.

Tips 6 Budidaya Lobster air tawar
Pilihan budidaya ternak pembibitan sama dengan halnya dengan langkah budidaya pembesaran hanya pembibitan lebih sensitif lagi,sebaiknya biarkan s/d usia +/-1.5 bulan baru pindahkan kekolam pembesaran. Hewan ini memang hidup lebih sesuai di iklim tropis dengan suhu udara 24 sampai dengan 30 derajat celcius demikian juga kondisi air, khusus untuk anak yang baru dipisahkan dari induknya (burayak) pergunakan alat atau cairan pengukur Ph air, kemudian apa bila Ph air tidak ideal (Ph air ideal untuk LAT = 7 s/d 9 ) dapat diatasi dengan cara memberikan additive Ph up ataupun Ph Down, guna mempetahankan Ph ideal. Semua perlengkapan untuk mengontrol keadaan Ph air bisa didapat di tempat penjualan accessories ikan hias terdekat.

Tips 7 Budidaya Lobster air tawar
Pilihan tempat,rencanakan lokasi penempatan aquarium maupun kolam pemeliharaan pilih yang nuansanya tidak bising karena hewan ini mudah stress oleh hal-2 yang demikian,terutama pada proses perkawinan dan kehamilan kemungkinan telur yang dikandungan akan mudah rontok, sehingga akan menghambat proses pengembang biakan yang diinginkan. Hindari lingkungan hama pemangsa, tikus, kucing, dan sejenis nya,dengan memasang pelindung tutup kawat ayam dan sejenisnya. Ketinggian permukaan air 15 s/d 20 Cm dan supply oksigen yang cukup dengan memasang aerotor/air stone(gelembug-2 udara) dan Filter pump, agar selalu terjadi sirkulasi air yang bersih.